1. Pengertian Cloud
Computing (Komputerisasi Awan)
Banyak orang awam yang mungkin bertanya-tanya, mengapa
internet selalu digambarkan sebagai awan (Cloud) oleh para ahli, dan kenapa
tidak digambarkan sebagai benda lainnya seperti Bumi kita? Kan lebih masuk akal
jika internet digambarkan sebagai Bumi kita karena pengguna terbesar jaringan
internet adalah orang-orang yang tinggal & hidup dibumi.
Pendapat saya mengapa internet selalu digambarkan sebagai
awan (Cloud)? karena pada awal muncul dan berkembangnya internet sampai saat
ini, tidak semua orang dapat menikmati layanan internet terutama orang yang
tinggal didaerah terpencil kalaupun mau menikmati layanan internet penggunanya
perlu merogoh kocek lebih dalam hal ini dikarenakan belum adanya penyedia
layanan internet (ISP atau Internet Service Provider) seperti pada kota-kota
besar yang menyediakan layanan internet dengan harga yang relatif terjangkau.
Hal ini sama seperti sifat awan yang tidak sepenuhnya menutupi dan melindungi
bumi kita dari teriknya sinar matahari.
Selain itu akhir-akhir ini muncul istilah Cloud Computing
(diartikan dalam bahasa Indonesia : Komputerisasi Awan), yang tentunya membuat
orang awam makin bingung lagi. Apakah Cloud Computing itu sebenarnya? Siapa
yang mengembangkannya dan apakah Cloud Computing bertujuan untuk penggunaan
komputer sehari-hari? Jawabannya Konsep awan adalah sederhana yaitu satu cara
untuk mengakses data dan applikasi yang anda miliki darimanapun, melalui
Internet (atau "awan"). Komputasi awan mulai mengambil alih seluruh
dunia, atau paling tidak mungkin menggantikan pandangan Microsoft tentang
Internet. “Sebuah karakteristik yang paling penting dari awan adalah abstraksi
perangkat keras (hardware) dari sebuah layanan atau jasa”, kata John Willis
yang disebut sebagai pakar cloud-computing dan blogger, Menjelaskan bahwa
lokasi dari server adalah tidak sepenting dan semudah akses ke suatu data.
“Bagaimanapun kamu mendefinisikannya, saya berpikir teknologi awan akan
mempunyai sebuah jejak pada tiap-tiap bisnis yang akan dilakukan IT pada lima
tahun berikutnya.” ujarnya. Menurut sebuah makalah tahun 2008 yang
dipublikasikan IEEE Internet Computing “ Cloud Computing adalah suatu paradigma
dimana informasi secara permanen tersimpan di server melalui internet dan
tersimpan secara sementara di komputer pengguna (client) termasuk didalamnya
desktop, komputer tablet, notebook, handheld dan lain-lain”
Ada pula orang awam yang bertanya apa hubungannya Cloud
Computing dengan perkembangan teknologi internet? Menurut beberapa sumber yang
saya peroleh, Cloud computing pada dasarnya adalah menggunakan Internet-based
service untuk meng-support business process. Cloud service biasanya memiliki
beberapa karakteristik, diantaranya adalah: Sangat cepat di deploy, sehingga
cepat berarti instant untuk implementasi.
Nantinya biaya start-up teknologi ini mungkin akan sangat
murah atau tidak ada dan juga tidak ada investasi kapital.
- Biaya dari service dan pemakaian akan berdasarkan komitmen yang tidak fix.
- Service ini dapat dengan mudah di upgrade atau downgrade dengan cepat tampa adanya Penalty.
- Service ini akan menggunakan metode multi-tenant (Banyak customer dalam 1 platform).
- Kemampuan untuk meng customize service akan menjadi terbatas.
Pada nantinya seiring dengan perkembangan teknologi
diseluruh dunia semua komputer akan terhubung dalam sebuah jaringan internet
dimana pengguna internet (User) tidak lagi perlu dipusingkan dengan masalah
utama software (Perangkat lunak) seperti terkena virus, worm, dan spyware.
Maupun masalah hardware (Perangkat keras) seperti kapasitas hard disk dan
memori yang terbatas. Karena, dimasa yang akan datang pengguna (User) tidak
perlu lagi diinstal berbagai jenis software kedalam sistem operasi kita yg
tentunya memakai kapasitas hard disk yg tidak sedikit pula. Belum lagi adanya
ancaman seperti virus, worm, dan spyware maupun kerusakan pada harddisk dan
memori yang tentunya bagi orang awam hal ini merupakan masalah utama bagi
mereka. Dengan adanya sistem Cloud Computing, pengguna (User) tadi dapat
memakai dan menggunakan berbagai jenis program tadi tanpa perlu menginstalnya
cukup hanya dengan berbekal koneksi internet program tadi dapat berjalan di
browser yang terdapat pada komputer mereka seperti Internet Explorer, Mozilla, Opera,
Google Chrome, dan lain-lain.
Cloud computing tidak lama lagi akan menjadi realita, dan
ini akan memaksa para IT professional untuk cepat mengadaptasi yang dimaksud
dengan teknologi ini. Akibat dari keadaan sosial ekonomi yang terus mengalami
revolusi yang sangat cepat sehingga melahirkan cloud computing, dimana
teknologi ini dibutuhkan untuk kecepatan dan realibilitas yang lebih dari
teknology yang sebelumnya sehingga teknologi ini nantinya akan mencapai pada
tingkat investasi dalam term cloud service yang cepat dan mudah. Ada banyak
kesempatan pada organisasi IT khususnya untuk mensosialisasikan cloud service.
Banyak organisasi yang mencoba untuk menambahkan firut ini kepada infrastruktur
yang mereka miliki sebelumnya untuk mengambil keuntungan dari “cloud bursting“;
khususnya jika anda membutuhkan kapasitas ekstra atau ekstra aktifitas, anda
dapat memanfaatkan cloud ketimbang melakukan investasi resource secara
in-house. Development/test dan beberapa aktifitas yang mirip juga menjadi
tempat yang bagus untuk cloud, memungkinkan anda untuk mengurangi pengeleluaran
perkapita dan biaya data center yang terus meingkat dari sisi kecepatan dan
uptime. Sedangkan perusahaan yang tidak segan segan untuk mengimplementasi
teknologi cloud untuk data mereka dan menyimpan nya sebagai fasilitas mereka
sendiri untuk memastikan kebijakan perusahaan tersimpan dengan baik tentunya
akan lebih baik, sehingga memastikan proses komputerasisasi pada cloud sebagai
sistem proses yang dibutuhkan akan lebih independen.
2. Sejarah Cloud
Computing (Komputerisasi awan)
Cloud (Awan) adalah suatu istilah yang dipinjam dari
telepon. Sampai tahun 1990an, sirkuit data (termasuk yang membawa lalu lintas
internet) yang berkabel keras diantara tujuan. Kemudian perusahaan telepon
long-haul mulai menawarkan jasa Virtual Private Network (VPN) atau Jaringan
Maya Privat untuk komunikasi data. Perusahaan telepon memungkinkan menyediakan
layanan yang berdasarkan VPN dengan jaminan bandwidth sebagai sirkuit yang
diperbaiki dengan biaya yang lebih murah karena mereka dapat mengganti lalu
lintas untuk menyeimbangkan penggunaan yang mereka lihat cocok. Sehingga
penggunaan jaringan mereka secara keseluruhan lebih efektif. Sebagai hasil dari
penyusunan ini, memungkinkan untuk menentukan dengan cepat dan tepat jalan mana
yang akan dilalui. Simbol cloud (Awan) digunakan untuk menunjukkan tanggung
jawab sebuah provider (penyedia layanan), dan Cloud Computing (Komputerisasi
awan) memperluasnya untuk melindungi server sebaik infrastruktur jaringannya.
Hal yang mendasari konsep Cloud Computing (Komputerisasi
awan) berawal tahun 1960 ketika John McCarthy berpendapat bahwa “Komputerisasi
pada suatu saat akan diorganisasikan sebagai sebuah kebutuhan masyarakat”;
tentu saja ini memberikan sebuah karakteristik dengan service bureaus yang
berdiri sejak 1960an. Pada tahun 1997, definisi pertama akademis yang
disediakan oleh Ramnath K. Chellappa yang menyebut ini “sebuah paradigma
komputer dimana batas dari komputerisasi akan ditentukan oleh dasar pemikiran
ekonomi dibandingkan dengan batasan teknis.” Hubungan Cloud (awan) telah sampai
pada sebuah penggunaan komersial pada awal tahun 1990an untuk menunjuk kepada
jaringan besar Asynchronous Transfer Mode (ATM).
Loudcloud, didirikan pada tahun 1999 oleh Marc Andreessen,
yang merupakan salah satu dari yang pertama untuk memperdagangkan Cloud
Computing (Komputerisasi awan) dengan sebuah infrastuktur sebagai sebuah model
layanan. Pada abad ke-21, masa Cloud Computing (Komputerisasi awan) berawal dan
muncul secara luas. Walaupun pandangan saat itu terfokus dan terbatas pada
SaaS, yang disebut ASP’s atau Application Service Providers (Penyedia Layanan
Aplikasi), pada istilah sehari-hari.
Pada awal tahun 2000, Microsoft memperluas konsep dari SaaS
melalui sebuah pengembangan dari layanan web (web service). IBM memperinci
konsep ini pada tahun 2001 pada Autonomic Computing Manifesto, yang
mendeskripsikan ilmu pengetahuan tentang teknik seperti self-monitoring,
self-healing, self-configuring, dan self-optimizing pada manajemen yang kompleks
dari sistem IT dengan beraneka-ragam penyimpanan, server, aplikasi, jaringan,
mekanisme keamanan, dan elemen sistem lainnya yang dapat di virtualisasikan
melewati suatu perusahaan.
Amazon memainkan peranan penting dalam pembangunan Cloud
Computing (Komputerisasi awan) dengan memodernisasi pusat data mereka setelah
dot-com bubble, merupakan Jaringan Komputer yang paling disukai, ketika
mengunakan sebagian kecil sebesar 10% dari kapasitas mereka pada suatu waktu
meninggalkan ruangan untuk berlarian sekali-sekali. Menemukan bahwa Arsitektur
Cloud (awan) yang baru dihasilkan pada efisiensi internal yang berpengaruh
kecil dan nyata pada peningkatan pembangunan, cepat berpindah "two-pizza
teams", dapat menambahkan fitur baru lebih cepat dan lebih mudah. Amazom
mengawali penyediaan akses untuk sistem mereka melalui Amazon Web Services pada
basis utility computing tahun 2005. Asal usul Karakteristik dari Amazon Web
Services ditandai sebagai penyederhanaan yang berlebihan oleh kontributor
teknis ke proyek Amazon Web Services.
Pada tahun 2007, Google, IBM, dan sejumlah universitas
menaikkan secara besar-besaran proyek penelitian Cloud Computing (Komputerisasi
awan). Pada pertengahan tahun 2008 Gartner melihat sebuah kesempatan untuk
Cloud Computing (Komputerisasi awan) “untuk membentuk hubungan antara konsumen
dari layanan IT dan yang mereka jual” dan melihat bahwa “Organisasi sedang
berpindah aset dari perusahaan pemilik hardware (Perangkat Keras) dan software
(Perangkat Lunak) untuk model layanan berbasis per-use (tiap penggunaan).
Sehingga “memproyeksikan pergesaran ke Cloud Computing (Komputerisasi awan)…
akan berdampak pada pertumbuhan dramatis pada produk IT pada beberapa area dan
pengurangan yang signifikan pada area lain”.
3. Hubungan Cloud Computing (Komputerisasi awan) dengan Internet.
Layanan yang disediakan oleh Cloud Computing (Komputerisasi
awan) dapat dibagi dalam tiga kategori utama Termasuk pada Internet :
1.
Infrastructure-as-a-Service (IaaS) atau Infrastruktur sebagai suatu Jasa
Infrastructure-as-a-Service(IaaS) seperti Amazon Web
Services (Jasa Web Amazon) menyediakan server maya dengan Alamat IP unik dan
blok dari penyimpanan atas permintaan. Pelanggan diuntungkan dari satu API yang
mana mereka dapat mengontrol server mereka. Karena pelanggan dapat membayar
untuk sejumlah jasa mereka pergunakan secara tepat, seperti untuk membayar
listrik atau air, jasa ini juga sering disebut utility computing. Contohnya
seperti Amazon Elastic Compute Cloud dan
Simple Storage Service.
2. Platform-as-a-Service
(PaaS) atau Platform sebagai suatu Jasa
Platform-as-a-Service (PaaS) adalah seperangkat alat lunak
dan alat (tools) pembangunan yang disediakan pada server penyedia. Pengembang
dapat menciptakan aplikasi mempergunakan API’nya penyedia. Google Apps adalah
salah satu Platform yang paling terkenal sebagai satu penyedia Jasa. Pengembang
harus memberi pemberitahuan bahwa apa disana belum dilakukan beberapa
interoperability standards, sehingga beberapa penyedia tidak boleh mengijinkan
kamu untuk mengambil aplikasi dan opsimu ini pada platform lain. hal ini
memfokuskan pada aplikasi dimana dalam hal ini memungkinkan developer untuk
tidak memikirkan hardware dan tetap fokus pada application development nya
tanpa harus mengkhawatirkan operating system (sistem operasi), infrastructure
scaling (skala infrastruktur) , load balancing (keseimbangan beban) dan
lainnya. Contohnya : Force.com dan Microsoft Azure investment.
3.
Software-as-a-Service (SaaS) atau Perangkat lunak sebagai suatu Jasa
Software-as-a-Service (SaaS) adalah pasar yang paling luas.
Dalam hal ini penyedia mengijinkan pelanggan hanyalah untuk mempergunakan
aplikasi ini. Perangkat lunak saling berinteraksi dengan pengguna melalui satu
interface pemakai. Hal ini memfokuskan pada aplikasi dengan Web-based interface
yang diakses melalui Web Service dan Web 2.0. Aplikasi ini dapat menjadi apapun
dari web berdasarkan e-mail, ke aplikasi seperti Twitter, FaceBook, Last.fm,
Google Apps, dan SalesForce.com.
4. Layer pada Cloud Computing (Komputerisasi awan)
1. Clients
(klien)
Sebuah Klien awan (cloud client) terdiri dari perangkat
keras komputer dan / atau perangkat lunak komputer yang mempercayakan pada
Cloud Computing (Komputerisasi awan) untuk mengirimkan aplikasi, atau yang
secara khusus didisain untuk pengiriman dari jasa awan (cloud services) dan
ini, pada kasus lain, sebenarnya sia-sia tanpa ini. Antara lain:
- Mobile (Linux based - Palm Pre-WebOS Linux Kernel, Android-Linux Kernel, iPhone-Darwin Linux Kernel, Microsoft based - Windows Mobile)
- Thin client (CherryPal, Wyse, Zonbu, gOS-based systems)
- Thick client / Web browser (Internet Explorer, Mozilla Firefox, Google Chrome, WebKit)
2. Application
(aplikasi)
Sebuah aplikasi awan (Cloud Application) mempengaruhi Cloud
Computing (Komputerisasi awan) pada arsitektur perangkat lunak (software),
sering menghilangkan kebutuhan untuk menginstal dan menjalankan aplikasi pada
pengguna komputer (user) sendiri, dengan demikian mengurangi beban dari
pemeliharaan perangkat lunak, operasi berkelanjutan, dan dukungan. Antara lain:
·
Peer-to-peer /
volunteer computing (BOINC, Skype)
·
Web applications
(Webmail, Facebook, Twitter, YouTube)
·
Security as a service
(MessageLabs, Purewire, ScanSafe, Zscaler)
·
Software as a service
(A2Zapps.com, Google Apps, Salesforce,Learn.com, Zoho, BigGyan.com)
·
Software plus services
(Microsoft Online Services)
·
Storage [Distributed]
·
Content distribution
(BitTorrent, Amazon CloudFront)
·
Synchronisation
(Dropbox, Live Mesh, SpiderOak, ZumoDrive)
3. Platform
Suatu platform awan (cloud platform) (PaaS) mengantarkan
sebuah platform komputasi dan / atau solusi tumpukan (solution stack) sebagai
satu jasa, umumnya menggunakan infrastruktur awan (cloud infrastructure) dan
aplikasi pendukung awan (supporting cloud applications). Hal ini memudahkan
penyebaran aplikasi tanpa biaya dan kompleksitas dari pembelian dan mengatur
perangkat keras dasar dan lapisan perangkat lunak. Antara lain :
·
Services
·
Identity (OAuth,
OpenID)
·
Payments (Amazon
Flexible Payments Service, Google Checkout, PayPal)
·
Search (Alexa, Google
Custom Search, Yahoo! BOSS)
·
Real-world (Amazon
Mechanical Turk)
·
Solution stacks
·
Java (Google App
Engine)
·
PHP (Rackspace Cloud
Sites)
·
Python Django (Google
App Engine)
·
Ruby on Rails (Heroku)
·
NET (Azure Services
Platform, Rackspace Cloud Sites)
·
Proprietary
(Force.com, WorkXpress, Wolf Frameworks)
·
Storage [Structured]
·
Databases (Amazon
SimpleDB, BigTable)
·
File storage (Centerra
Blades,Amazon S3, Nirvanix, Rackspace Cloud Files)
·
Queues (Amazon SQS)
4. Infrastructure
Infrastruktur awan (Cloud infrastructure) (IaaS) adalah
pengiriman dari infrastruktur komputer, yang secara khusus pada suatu platform
lingkungan virtualisasi, sebagai satu jasa. Antara lain :
·
Compute (Amazon
CloudWatch, RightScale)
·
Physical machines
·
Virtual machines
(Amazon EC2, GoGrid, iland, Rackspace Cloud Servers)
·
OS-level
virtualisation
·
Network (Amazon VPC)
·
Storage [Raw] (Amazon
EBS)
5. Servers
Lapisan server terdiri dari perangkat keras komputer dan /
atau produk perangkat lunak komputer yang terperinci didisain untuk pengiriman
dari jasa awan (cloud services). Seperti : Fabric computing (Cisco UCS)
Cloud Services (Layanan Awan) = Pengguna dan produk bisnis,
layanan dan solusi yang dikirim dan digunakan pada waktu yang real-time melalui
jaringan Internet.
Cloud Computing (Komputerisasi Awan) = sesuatu yang muncul
setelah pengembangan IT, penyebaran dan model pengiriman, memungkinkan
pengiriman produk secara real-time, pelayanan dan solusi-solusi melalui
jaringan internet (dengan kata lain memungkinkan Cloud Service).
Untuk beberapa tahun Kedepannya teknologi Cloud Computing
(Komputerisasi awan) akan berkembang secara pesat seiring dengan kemajuan
teknologi yang didukung oleh perusahaan besar seperti IBM, Google, Microsoft,
Yahoo, Amazon, dan lain-lain sehingga proses pengiriman dan penerimaan data
menjadi lebih baik sehingga setiap orang dapat menikmati layanan internet
dengan Cepat dan Murah.
Referensi :
Judul
|
Membuat Sendiri Cloud Computing Server Menggunakan Open
Source
|
No. ISBN
|
9792931805
|
Penulis
|
-
|
Penerbit
|
Andi Publisher
|
Tanggal terbit
|
2012-06-00
|
Jumlah Halaman
|
23
|
Berat Buku
|
-
|
Jenis Cover
|
Soft Cover
|
Dimensi(L x P)
|
-
|
Kategori
|
Internet
|
Berat
|
17 gram
|
Text Bahasa
|
Indonesia
|
Lokasi Stok
|
-
|
Sinopsis
Buku:
Cloud computing
merupakan sebuah model komputasi / computing, dimana sumber daya seperti
processor / computing power, storage, network, dan
software menjadi abstrak dan diberikan sebagai layanan di jaringan / internet
menggunakan pola akses remote. Buku ini membahas teknik pembuatan dan
pengoperasian cloud computing khusus-nya yang dikenal sebagai “infrastructur as
a service” (iaas) dimana pelanggan cloud akan memperoleh server sendiri untuk
masing-masing pelanggan.
Teknik Cloud Computing jelas akan memberikan solusi pada saat
• Server overload dan kita ingin mengupgrade server dengan cepat.
• Di sebuah laboratorium komputer yang membutuhkan banyak server untuk berexperimen atau mendukung banyak siswa / mahasiswa yang ingin melakukan tugas akhir dengan berbagai topik.
• Di sebuah kantor / organisasi yang masing-masing bagian membutuhkan server sendiri.
• Sebuah sistem yang membutuhkan reliabilitas tinggi dan membutuhkan server redundan seperti Disaster Recovery Server.
• Sebuah sistem yang aman dengan backup periodik. Ini sangat bermanfaat pada sistem-sistem di Internet yang mungkin rusak karena serangan cracker.
Secara teknis sebenarnya yang di didapat oleh pelanggan cloud hanyalah sebuah server virtual pada server-server fisik yang dimiliki penyedia layanan. Setelah Server virtual tersedia di cloud, user akan diberikan kebebasan apakah mau menginstalasi sebagai web server, mail server, DNS server dll. Hal ini sama seperti server biasa pada umumnya. Semoga buku ini dapat memberikan semangat dan inspirasi bagi teman-temen di Indonesia untuk mulai mengoperasikan cloud di institusinya masing-masing
Teknik Cloud Computing jelas akan memberikan solusi pada saat
• Server overload dan kita ingin mengupgrade server dengan cepat.
• Di sebuah laboratorium komputer yang membutuhkan banyak server untuk berexperimen atau mendukung banyak siswa / mahasiswa yang ingin melakukan tugas akhir dengan berbagai topik.
• Di sebuah kantor / organisasi yang masing-masing bagian membutuhkan server sendiri.
• Sebuah sistem yang membutuhkan reliabilitas tinggi dan membutuhkan server redundan seperti Disaster Recovery Server.
• Sebuah sistem yang aman dengan backup periodik. Ini sangat bermanfaat pada sistem-sistem di Internet yang mungkin rusak karena serangan cracker.
Secara teknis sebenarnya yang di didapat oleh pelanggan cloud hanyalah sebuah server virtual pada server-server fisik yang dimiliki penyedia layanan. Setelah Server virtual tersedia di cloud, user akan diberikan kebebasan apakah mau menginstalasi sebagai web server, mail server, DNS server dll. Hal ini sama seperti server biasa pada umumnya. Semoga buku ini dapat memberikan semangat dan inspirasi bagi teman-temen di Indonesia untuk mulai mengoperasikan cloud di institusinya masing-masing
Sumber :
http://en.wikipedia.org/wiki/Cloud_computing
http://www.internetnews.com/software/article.php/3775346
http://www.wikinvest.com/concept/Cloud_Computin
http://www.bukabuku.com/browse/bookdetail/2010000013427/membuat-sendiri-cloud-computing-server-menggunakan-open-source.html
0 komentar:
Posting Komentar