PENALARAN BAHASA INDONESIA
I. LATAR BELAKANG MASALAH
Hakikat
Penalaran.
Hakikat penalaran
terlahir dari tutur bahasa makhluk yang berpikir. Dampaknya oleh beberapa ahli
pikir, manusia adalah ‘animal rationale’ dilengkapi dengan tutur kata dan akal
budi. ‘Logos’ menunjukkan arti sesuatu perbuatan atau isyarat, inti sesuatu
hal, cerita, kata, atau susunan. ‘Logos’ menunjukkan ke arah manusia yang
menyatakan sesuatu mengenai dunia yang mengitarinya (arti, susunan alam raya)
A. Secara umum
penalaran ilmiah ada 2 macam, yaitu:
A.1 Penalaran Induktif
Penalaran induktif
(prosesnya disebut induksi) mrpkn proses penalaran untuk menarik suatu prinsip
atau sikap yang berlaku untuk umum maupun suatu kesimpulan yang bersifat umum
berdasarkan atas fakta-fakta khusus.
Contoh:
Kambing mempunyai mata;
gajah mempunyai mata, demikian pula dengan kucing, anjing, dan berbagai
binatang lainnya. Jadi, semua binatang mempunyai mata.
Ada 2 keuntungan dengan
penalaran induktif, yaitu:
a. pernyataan yang
bersifat umum ini bersifat ekonomis
b. dari pernyataan yang
bersifat umum dimungkinkan proses penalaran selanjutnya baik secara induktif
maupun deduktif.
Jenis-jenis
penalaran induktif :
a. Generalisasi, yaitu
proses penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat
tertentu untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala
serupa.
Contoh:
Orang Indonesia
peramah; Bangsa Jepang adalah pekerja yang ulet; Orang Batak pandai menyanyi.
Sahkah kesimpulan
tersebut? Generalisasi sering kali mendahului observasi, maka perlu diadakan
pengetesan atau pengujian, meliputi:
Harus diketahui, apakah
sudah banyak gejala khusus yang dijadikan dasar generalisasi tersebut (ciri
kuantitatif). Bagian yang dikenai generalisasi tersebut:
homogen atau
heterogenkah?
Apakah gejala yang
diamati cukup mewakili (sampel yang baik, ciri kualitatif) keseluruhan atau
bagian yang dikenai generalisasi? Oleh karena itu, harus dipilih sampel yang
tepat dan tidak menyesatkan.
Tidak adakah
kekecualian dalam kesimpulan umum yang ditarik? Jika kekecualian terlalu
banyak, maka tidak mungkin diambil generalisasi. Jika kekecualian sedikit, kita
harus membuat perumusan dengan hati-hati. Hindari kata-kata: setiap, semua,
selalu, tidak pernah. Gunakanlah kata-kata: cenderung, rata-rata, atau pada
umumnya.
Bandingkan dengan
contoh berikut!
Besi jika dimasukkan
dalam api volumenya membesar; Selanjutnya: tembaga, kuningan, emas, perak, dan
aluminium juga sama apabila dipanaskan. Jadi, dapat digeneralisasikan bahwa
semua logam akan memuai bila dipanaskan.
b. Analogi (Analogi
Induktif), yaitu proses penalaran untuk menarik suatu kesimpulan/inferensi
tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran gejala khusus lain
yang memiliki sifat-sifat esensial yang bersamaan.
Contoh:
Siswa di Medan
berseragam; siswa di Jakarta berseragam; siswa di Papua juga berseragam. Jadi,
dapat dianalogikan bahwa siswa di Semarang juga berseragam.
c. Hubungan Sebab-Akibat
Menurut prinsip umum,
semua peristiwa ada penyebabnya. Jangan menarik kesimpulan (sebab-akibat) yang
tidak sah. Misalnya, orang menghubungkan suatu wabah atau penyakit dengan
kutukan dewa atau tempat tertentu yang dianggap keramat.
Hubungan sebab-akibat
antarperistiwa dapat berupa: hubungan sebab ke akibat, akibat ke sebab, atau
akibat ke akibat.
A.2 Penalaran Deduktif.
Penalaran deduktif
(prosesnya disebut deduksi), yaitu cara berpikir yang didasarkan atas prinsip,
hukum, teori atau keputusan lain yang berlaku umum untuk suatu hal atau gejala.
Kesimpulannya bersifat khusus. Jadi, penalaran deduktif bergerak dari sesuatu
yang umum kepada yang khusus.
Proses berpikirnya
dinamakan silogisme, yaitu bentuk prose penalaran yang berusaha menghubungkan
dua proposisi (pernyataan: premis mayor dan premis minor) yang berlainan untuk
menurunkan suatu kesimpulan.
Contoh:
Semua makhluk mempunyai
mata. (p. mayor)
Si Polan adalah seorang
makhluk. (p. minor)
Jadi, si Polan
mempunyai mata. (kesimpulan)
Bentuk di atas
mempunyai 3 term, yaitu (1) term mayor adlh predikat di dalam premis mayor
(mempunyai mata); (2) term minor adlh subjek di dalam kesimpulan (si Polan);
dan term tengah adlh penghubung kedua term atau predikat di dalam premis minor
(makhluk).
Perhatikan contoh lain
di bawah ini!
Mahasiswa yang
mengikuti kuliah kurang dari 75% tidak boleh mengikuti ujian. (p. mayor) Santi
hanya mengikuti kuliah 40%. (p. minor)
Jadi, Santi tidak boleh
mengikuti ujian.
(kesimpulan)
Silogisme di atas bisa
diubah menjadi entimem (semacam silogisme, tetapi muncul hanya dengan 2
proposisi krn salah satu bagian dihilangkan).
Contoh:
1. Santi tidak boleh
mengikuti ujian karena mengikuti kuliah kurang dari 75%. ATAU
2. Santi hanya
mengikuti kuliah 40%, sehingga ia tidak boleh mengikuti ujian.
B.
Kesalahan Penalaran
Salah nalar dapat
terjadi di dalam proses berpikir utk mengambil keputusan. Hal ini terjadi
karena ada kesalahan pada cara penarikan kesimpulan. Salah nalar lebih dari
kesalahan karena gagasan, struktur kalimat, dan karena dorongan emosi.
Salah nalar ada dua
macam:
1. Salah nalar
induktif, berupa (1) kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas, (2)
kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat, (3) kesalahan analogi.
2. Kesalahan deduktif
dapat disebabkan karena: (1) kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi; (2)
kesalahan karena adanya term keempat; (3) kesalahan karena kesimpulan terlalu
luas/tidak dibatasi; dan (4) kesalahan karena adanya 2 premis negatif.
C.
Konsep dan simbol dalam penalaran
Penalaran juga merupakan
aktifitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol
atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud
penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah
pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan
untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan
penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan
kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di
atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang
saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada
penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian
perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan
sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar
dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian
pengertian.
D.
Ciri- Ciri Penalaran :
1. dilakukan dengan
sadar
2. didasarkan atas
sesuatu yang sudah diketahui
3. Sistematis
4. terarah, bertujuan
5. menghasilkan
kesimpulan berupa pengetahuan, keputusan atau sikap yang baru
6. sadar tujuan
7. premis berupa
pengalaman atau pengetahuan, bahkan teori yang telah diperoleh
8. pola pemikiran
tertentu
9. sifat empiris
rasional
Proposisi
Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan yang terdapat di antara subjek
dan predikat. Dengan kata lain, proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam
bentuk subjek-predikat atau term-term yang membentuk kalimat. Kaliimat
Tanya,kalimat perintah, kalimat harapan , dan kalimat inversi tidak dapa
disebut proposisi . Hanya kalimat berita yang netral yang dapat disebut
proposisi. Tetapi kalimat-kalimat itu dapat dijadikan proposisi apabila diubah
bentuknya menjadi kalimat berita yang netral.
Jenis-Jenis Proposisi
Proposisi dapat dipandang dari 4 kriteria, yaitu berdasarkan :
1. Berdasarkan bentuk
2. Berdasarkan sifat
3. Berdasarkan kualitas
4. Berdasarkan kuantitas
Berdasarkan bentuk, proposisi dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
a) Tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat
atau hanya mengandung satu pernyataan.
Contoh :
• Semua petani harus bekerja keras.
• Setiap pemuda adalah calon pemimpin.
b) Majemuk atau jamak adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan
lebih dari satu predikat.
Contoh :
• Semua petani harus bekerja keras dan hemat.
• Paman bernyanyi dan menari.
Berdasarkan sifat, proporsis dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu:
a) Kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya
tidak membutuhkan / memerlukan syarat apapun.
Contoh:
• Semua kursi di ruangan ini pasti berwarna coklat.
• Semua daun pasti berwarna hijau.
b) Kondisional adalah proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di dalam
hubungan subjek dan predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis,
yaitu: proposisi kondisional hipotesis dan disjungtif.
Contoh proposisi kondisional:
• jika hari mendung maka akan turun hujan
Contoh proposisi kondisional hipotesis:
• Jika harga BBM turun maka rakyat akan bergembira.
Contoh proposisi kondisional disjungtif:
• Christiano ronaldo pemain bola atau bintang iklan.
Berdasarkan kualitas, proposisi juga dapat dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu:
a) Positif(afirmatif) adalah proposisi yang membenarkan adanya persesuaian
hubungan antar subjek dan predikat.
Contoh:
• Semua dokter adalah orang pintar.
• Sebagian manusia adalah bersifat sosial.
b) Negatif adalah proposisi yang menyatakan bahawa antara subjek dan
predikat tidak mempunyai hubungan.
Contoh:
• Semua harimau bukanlah singa.
• Tidak ada seorang lelaki pun yang mengenakan rok.
Berdasarkan kuantitas, proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
a) Umum adalah predikat proposisi membenarkan atau mengingkari seluruh
subjek.
Contoh:
• Semua gajah bukanlah kera.
• Tidak seekor gajah pun adalah kera.
b) Khusus adalah predikat proposisi hanya membenarkan atau mengingkari
sebagian subjeknya.
Contoh:
• Sebagian mahasiswa gemar olahraga.
• Tidak semua mahasiswa pandai bernyanyi.
INFERENSI DAN IMPLIKASI
Pengertian inferensi
Inferensi adalah suatu proses penarikan konklusi dari satu atau lebih
proposisi. Ada dua cara yang bisa ditempuh dalam inferensi yaitu inferensi
induktif dan inferensi deduktif.
Inferensi deduktif terdiri atas inferensi langsung dan inferensi tidak
langsung (inferensi silogistik). Inferensi langsung adalah penarikan konklusi
hanya dari sebuah premis. Ada jenis lima penalaran langsung yaitu : inversi, konversi, obvesrsi, kontraposisi, dan
oposisi.
Inversi adalah penalaran langsung dengan cara dengan menegasikan subjek
proposisi premis dan menegasikan atau tidak menegasikan baik subjek maupun
predikat proposisi premis, maka inversi itu disebut inversi lengkap. Inversi
dilakukan dengan menegasikan subjek proposisi premis, sedangkan predikatnya
tidak dinegasikan, maka inversi itu disebut inversi sebagian.
Pengertian implikasi
Implikasi dapat merujuk kepada:
Dalam manajemen:
· Implikasi prosedural
meliputi tata cara analisis, pilihan representasi, perencanaan kerja dan formulasi kebijakan.
· implikasi kebijakan
meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan.
Dalam logika:
· Implikasi logis dalam logika
matematika.
· Kondisional material dalam
falsafah logika.
Jadi definis implikasi dalam bahasa indonesia adalah keterlibtan atau
keadaan terlibat
Contoh : implikasi manusi sebagai objek percobaan atau penelitian semakin
terasa manfaat dan kepentinganya.
• Daftar Pustaka :
• Keraf, Gorys. 2004.
Komposisi. Ende-Flores: Nusa Indah.
• Waluyo, Herman J.
1991. Penalaran Bahasa. Surakarta: UNS Press.
Sumber :
http://astriedtungga.blogspot.com/2014/03/penalaranproposisiinferensi-dan.html
0 komentar:
Posting Komentar