Senin, 11 November 2013

1. Pengertian Cloud Computing (Komputerisasi Awan)

Banyak orang awam yang mungkin bertanya-tanya, mengapa internet selalu digambarkan sebagai awan (Cloud) oleh para ahli, dan kenapa tidak digambarkan sebagai benda lainnya seperti Bumi kita? Kan lebih masuk akal jika internet digambarkan sebagai Bumi kita karena pengguna terbesar jaringan internet adalah orang-orang yang tinggal & hidup dibumi.

Pendapat saya mengapa internet selalu digambarkan sebagai awan (Cloud)? karena pada awal muncul dan berkembangnya internet sampai saat ini, tidak semua orang dapat menikmati layanan internet terutama orang yang tinggal didaerah terpencil kalaupun mau menikmati layanan internet penggunanya perlu merogoh kocek lebih dalam hal ini dikarenakan belum adanya penyedia layanan internet (ISP atau Internet Service Provider) seperti pada kota-kota besar yang menyediakan layanan internet dengan harga yang relatif terjangkau. Hal ini sama seperti sifat awan yang tidak sepenuhnya menutupi dan melindungi bumi kita dari teriknya sinar matahari.

Selain itu akhir-akhir ini muncul istilah Cloud Computing (diartikan dalam bahasa Indonesia : Komputerisasi Awan), yang tentunya membuat orang awam makin bingung lagi. Apakah Cloud Computing itu sebenarnya? Siapa yang mengembangkannya dan apakah Cloud Computing bertujuan untuk penggunaan komputer sehari-hari? Jawabannya Konsep awan adalah sederhana yaitu satu cara untuk mengakses data dan applikasi yang anda miliki darimanapun, melalui Internet (atau "awan"). Komputasi awan mulai mengambil alih seluruh dunia, atau paling tidak mungkin menggantikan pandangan Microsoft tentang Internet. “Sebuah karakteristik yang paling penting dari awan adalah abstraksi perangkat keras (hardware) dari sebuah layanan atau jasa”, kata John Willis yang disebut sebagai pakar cloud-computing dan blogger, Menjelaskan bahwa lokasi dari server adalah tidak sepenting dan semudah akses ke suatu data. “Bagaimanapun kamu mendefinisikannya, saya berpikir teknologi awan akan mempunyai sebuah jejak pada tiap-tiap bisnis yang akan dilakukan IT pada lima tahun berikutnya.” ujarnya. Menurut sebuah makalah tahun 2008 yang dipublikasikan IEEE Internet Computing “ Cloud Computing adalah suatu paradigma dimana informasi secara permanen tersimpan di server melalui internet dan tersimpan secara sementara di komputer pengguna (client) termasuk didalamnya desktop, komputer tablet, notebook, handheld dan lain-lain”

Ada pula orang awam yang bertanya apa hubungannya Cloud Computing dengan perkembangan teknologi internet? Menurut beberapa sumber yang saya peroleh, Cloud computing pada dasarnya adalah menggunakan Internet-based service untuk meng-support business process. Cloud service biasanya memiliki beberapa karakteristik, diantaranya adalah: Sangat cepat di deploy, sehingga cepat berarti instant untuk implementasi.
Nantinya biaya start-up teknologi ini mungkin akan sangat murah atau tidak ada dan juga tidak ada investasi kapital.

  • Biaya dari service dan pemakaian akan berdasarkan komitmen yang tidak fix.

  • Service ini dapat dengan mudah di upgrade atau downgrade dengan cepat tampa adanya Penalty.

  • Service ini akan menggunakan metode multi-tenant (Banyak customer dalam 1 platform).

  • Kemampuan untuk meng customize service akan menjadi terbatas.


Pada nantinya seiring dengan perkembangan teknologi diseluruh dunia semua komputer akan terhubung dalam sebuah jaringan internet dimana pengguna internet (User) tidak lagi perlu dipusingkan dengan masalah utama software (Perangkat lunak) seperti terkena virus, worm, dan spyware. Maupun masalah hardware (Perangkat keras) seperti kapasitas hard disk dan memori yang terbatas. Karena, dimasa yang akan datang pengguna (User) tidak perlu lagi diinstal berbagai jenis software kedalam sistem operasi kita yg tentunya memakai kapasitas hard disk yg tidak sedikit pula. Belum lagi adanya ancaman seperti virus, worm, dan spyware maupun kerusakan pada harddisk dan memori yang tentunya bagi orang awam hal ini merupakan masalah utama bagi mereka. Dengan adanya sistem Cloud Computing, pengguna (User) tadi dapat memakai dan menggunakan berbagai jenis program tadi tanpa perlu menginstalnya cukup hanya dengan berbekal koneksi internet program tadi dapat berjalan di browser yang terdapat pada komputer mereka seperti Internet Explorer, Mozilla, Opera, Google Chrome, dan lain-lain.

Cloud computing tidak lama lagi akan menjadi realita, dan ini akan memaksa para IT professional untuk cepat mengadaptasi yang dimaksud dengan teknologi ini. Akibat dari keadaan sosial ekonomi yang terus mengalami revolusi yang sangat cepat sehingga melahirkan cloud computing, dimana teknologi ini dibutuhkan untuk kecepatan dan realibilitas yang lebih dari teknology yang sebelumnya sehingga teknologi ini nantinya akan mencapai pada tingkat investasi dalam term cloud service yang cepat dan mudah. Ada banyak kesempatan pada organisasi IT khususnya untuk mensosialisasikan cloud service. Banyak organisasi yang mencoba untuk menambahkan firut ini kepada infrastruktur yang mereka miliki sebelumnya untuk mengambil keuntungan dari “cloud bursting“; khususnya jika anda membutuhkan kapasitas ekstra atau ekstra aktifitas, anda dapat memanfaatkan cloud ketimbang melakukan investasi resource secara in-house. Development/test dan beberapa aktifitas yang mirip juga menjadi tempat yang bagus untuk cloud, memungkinkan anda untuk mengurangi pengeleluaran perkapita dan biaya data center yang terus meingkat dari sisi kecepatan dan uptime. Sedangkan perusahaan yang tidak segan segan untuk mengimplementasi teknologi cloud untuk data mereka dan menyimpan nya sebagai fasilitas mereka sendiri untuk memastikan kebijakan perusahaan tersimpan dengan baik tentunya akan lebih baik, sehingga memastikan proses komputerasisasi pada cloud sebagai sistem proses yang dibutuhkan akan lebih independen.

2. Sejarah Cloud Computing (Komputerisasi awan)

Cloud (Awan) adalah suatu istilah yang dipinjam dari telepon. Sampai tahun 1990an, sirkuit data (termasuk yang membawa lalu lintas internet) yang berkabel keras diantara tujuan. Kemudian perusahaan telepon long-haul mulai menawarkan jasa Virtual Private Network (VPN) atau Jaringan Maya Privat untuk komunikasi data. Perusahaan telepon memungkinkan menyediakan layanan yang berdasarkan VPN dengan jaminan bandwidth sebagai sirkuit yang diperbaiki dengan biaya yang lebih murah karena mereka dapat mengganti lalu lintas untuk menyeimbangkan penggunaan yang mereka lihat cocok. Sehingga penggunaan jaringan mereka secara keseluruhan lebih efektif. Sebagai hasil dari penyusunan ini, memungkinkan untuk menentukan dengan cepat dan tepat jalan mana yang akan dilalui. Simbol cloud (Awan) digunakan untuk menunjukkan tanggung jawab sebuah provider (penyedia layanan), dan Cloud Computing (Komputerisasi awan) memperluasnya untuk melindungi server sebaik infrastruktur jaringannya.

Hal yang mendasari konsep Cloud Computing (Komputerisasi awan) berawal tahun 1960 ketika John McCarthy berpendapat bahwa “Komputerisasi pada suatu saat akan diorganisasikan sebagai sebuah kebutuhan masyarakat”; tentu saja ini memberikan sebuah karakteristik dengan service bureaus yang berdiri sejak 1960an. Pada tahun 1997, definisi pertama akademis yang disediakan oleh Ramnath K. Chellappa yang menyebut ini “sebuah paradigma komputer dimana batas dari komputerisasi akan ditentukan oleh dasar pemikiran ekonomi dibandingkan dengan batasan teknis.” Hubungan Cloud (awan) telah sampai pada sebuah penggunaan komersial pada awal tahun 1990an untuk menunjuk kepada jaringan besar Asynchronous Transfer Mode (ATM).

Loudcloud, didirikan pada tahun 1999 oleh Marc Andreessen, yang merupakan salah satu dari yang pertama untuk memperdagangkan Cloud Computing (Komputerisasi awan) dengan sebuah infrastuktur sebagai sebuah model layanan. Pada abad ke-21, masa Cloud Computing (Komputerisasi awan) berawal dan muncul secara luas. Walaupun pandangan saat itu terfokus dan terbatas pada SaaS, yang disebut ASP’s atau Application Service Providers (Penyedia Layanan Aplikasi), pada istilah sehari-hari.
Pada awal tahun 2000, Microsoft memperluas konsep dari SaaS melalui sebuah pengembangan dari layanan web (web service). IBM memperinci konsep ini pada tahun 2001 pada Autonomic Computing Manifesto, yang mendeskripsikan ilmu pengetahuan tentang teknik seperti self-monitoring, self-healing, self-configuring, dan self-optimizing pada manajemen yang kompleks dari sistem IT dengan beraneka-ragam penyimpanan, server, aplikasi, jaringan, mekanisme keamanan, dan elemen sistem lainnya yang dapat di virtualisasikan melewati suatu perusahaan.

Amazon memainkan peranan penting dalam pembangunan Cloud Computing (Komputerisasi awan) dengan memodernisasi pusat data mereka setelah dot-com bubble, merupakan Jaringan Komputer yang paling disukai, ketika mengunakan sebagian kecil sebesar 10% dari kapasitas mereka pada suatu waktu meninggalkan ruangan untuk berlarian sekali-sekali. Menemukan bahwa Arsitektur Cloud (awan) yang baru dihasilkan pada efisiensi internal yang berpengaruh kecil dan nyata pada peningkatan pembangunan, cepat berpindah "two-pizza teams", dapat menambahkan fitur baru lebih cepat dan lebih mudah. Amazom mengawali penyediaan akses untuk sistem mereka melalui Amazon Web Services pada basis utility computing tahun 2005. Asal usul Karakteristik dari Amazon Web Services ditandai sebagai penyederhanaan yang berlebihan oleh kontributor teknis ke proyek Amazon Web Services.

Pada tahun 2007, Google, IBM, dan sejumlah universitas menaikkan secara besar-besaran proyek penelitian Cloud Computing (Komputerisasi awan). Pada pertengahan tahun 2008 Gartner melihat sebuah kesempatan untuk Cloud Computing (Komputerisasi awan) “untuk membentuk hubungan antara konsumen dari layanan IT dan yang mereka jual” dan melihat bahwa “Organisasi sedang berpindah aset dari perusahaan pemilik hardware (Perangkat Keras) dan software (Perangkat Lunak) untuk model layanan berbasis per-use (tiap penggunaan). Sehingga “memproyeksikan pergesaran ke Cloud Computing (Komputerisasi awan)… akan berdampak pada pertumbuhan dramatis pada produk IT pada beberapa area dan pengurangan yang signifikan pada area lain”.

3. Hubungan Cloud Computing (Komputerisasi awan) dengan Internet.

Layanan yang disediakan oleh Cloud Computing (Komputerisasi awan) dapat dibagi dalam tiga kategori utama Termasuk pada Internet :

1. Infrastructure-as-a-Service (IaaS) atau Infrastruktur sebagai suatu Jasa

Infrastructure-as-a-Service(IaaS) seperti Amazon Web Services (Jasa Web Amazon) menyediakan server maya dengan Alamat IP unik dan blok dari penyimpanan atas permintaan. Pelanggan diuntungkan dari satu API yang mana mereka dapat mengontrol server mereka. Karena pelanggan dapat membayar untuk sejumlah jasa mereka pergunakan secara tepat, seperti untuk membayar listrik atau air, jasa ini juga sering disebut utility computing. Contohnya seperti  Amazon Elastic Compute Cloud dan Simple Storage Service.

2. Platform-as-a-Service (PaaS) atau Platform sebagai suatu Jasa

Platform-as-a-Service (PaaS) adalah seperangkat alat lunak dan alat (tools) pembangunan yang disediakan pada server penyedia. Pengembang dapat menciptakan aplikasi mempergunakan API’nya penyedia. Google Apps adalah salah satu Platform yang paling terkenal sebagai satu penyedia Jasa. Pengembang harus memberi pemberitahuan bahwa apa disana belum dilakukan beberapa interoperability standards, sehingga beberapa penyedia tidak boleh mengijinkan kamu untuk mengambil aplikasi dan opsimu ini pada platform lain. hal ini memfokuskan pada aplikasi dimana dalam hal ini memungkinkan developer untuk tidak memikirkan hardware dan tetap fokus pada application development nya tanpa harus mengkhawatirkan operating system (sistem operasi), infrastructure scaling (skala infrastruktur) , load balancing (keseimbangan beban) dan lainnya. Contohnya : Force.com dan Microsoft Azure investment.

3. Software-as-a-Service (SaaS) atau Perangkat lunak sebagai suatu Jasa

Software-as-a-Service (SaaS) adalah pasar yang paling luas. Dalam hal ini penyedia mengijinkan pelanggan hanyalah untuk mempergunakan aplikasi ini. Perangkat lunak saling berinteraksi dengan pengguna melalui satu interface pemakai. Hal ini memfokuskan pada aplikasi dengan Web-based interface yang diakses melalui Web Service dan Web 2.0. Aplikasi ini dapat menjadi apapun dari web berdasarkan e-mail, ke aplikasi seperti Twitter, FaceBook, Last.fm, Google Apps, dan SalesForce.com.

4. Layer pada Cloud Computing (Komputerisasi awan)

1. Clients (klien)

Sebuah Klien awan (cloud client) terdiri dari perangkat keras komputer dan / atau perangkat lunak komputer yang mempercayakan pada Cloud Computing (Komputerisasi awan) untuk mengirimkan aplikasi, atau yang secara khusus didisain untuk pengiriman dari jasa awan (cloud services) dan ini, pada kasus lain, sebenarnya sia-sia tanpa ini. Antara lain:

  • Mobile (Linux based - Palm Pre-WebOS Linux Kernel, Android-Linux Kernel, iPhone-Darwin Linux Kernel, Microsoft based - Windows Mobile)
  • Thin client (CherryPal, Wyse, Zonbu, gOS-based systems)
  • Thick client / Web browser (Internet Explorer, Mozilla Firefox, Google Chrome, WebKit)


2. Application (aplikasi)

Sebuah aplikasi awan (Cloud Application) mempengaruhi Cloud Computing (Komputerisasi awan) pada arsitektur perangkat lunak (software), sering menghilangkan kebutuhan untuk menginstal dan menjalankan aplikasi pada pengguna komputer (user) sendiri, dengan demikian mengurangi beban dari pemeliharaan perangkat lunak, operasi berkelanjutan, dan dukungan. Antara lain:

·         Peer-to-peer / volunteer computing (BOINC, Skype)
·         Web applications (Webmail, Facebook, Twitter, YouTube)
·         Security as a service (MessageLabs, Purewire, ScanSafe, Zscaler)
·         Software as a service (A2Zapps.com, Google Apps, Salesforce,Learn.com, Zoho, BigGyan.com)
·         Software plus services (Microsoft Online Services)
·         Storage [Distributed]
·         Content distribution (BitTorrent, Amazon CloudFront)
·         Synchronisation (Dropbox, Live Mesh, SpiderOak, ZumoDrive)

3. Platform

Suatu platform awan (cloud platform) (PaaS) mengantarkan sebuah platform komputasi dan / atau solusi tumpukan (solution stack) sebagai satu jasa, umumnya menggunakan infrastruktur awan (cloud infrastructure) dan aplikasi pendukung awan (supporting cloud applications). Hal ini memudahkan penyebaran aplikasi tanpa biaya dan kompleksitas dari pembelian dan mengatur perangkat keras dasar dan lapisan perangkat lunak. Antara lain :

·         Services
·         Identity (OAuth, OpenID)
·         Payments (Amazon Flexible Payments Service, Google Checkout, PayPal)
·         Search (Alexa, Google Custom Search, Yahoo! BOSS)
·         Real-world (Amazon Mechanical Turk)
·         Solution stacks
·         Java (Google App Engine)
·         PHP (Rackspace Cloud Sites)
·         Python Django (Google App Engine)
·         Ruby on Rails (Heroku)
·         NET (Azure Services Platform, Rackspace Cloud Sites)
·         Proprietary (Force.com, WorkXpress, Wolf Frameworks)
·         Storage [Structured]
·         Databases (Amazon SimpleDB, BigTable)
·         File storage (Centerra Blades,Amazon S3, Nirvanix, Rackspace Cloud Files)
·         Queues (Amazon SQS)

4. Infrastructure

Infrastruktur awan (Cloud infrastructure) (IaaS) adalah pengiriman dari infrastruktur komputer, yang secara khusus pada suatu platform lingkungan virtualisasi, sebagai satu jasa. Antara lain :

·         Compute (Amazon CloudWatch, RightScale)
·         Physical machines
·         Virtual machines (Amazon EC2, GoGrid, iland, Rackspace Cloud Servers)
·         OS-level virtualisation
·         Network (Amazon VPC)
·         Storage [Raw] (Amazon EBS)

5. Servers

Lapisan server terdiri dari perangkat keras komputer dan / atau produk perangkat lunak komputer yang terperinci didisain untuk pengiriman dari jasa awan (cloud services). Seperti : Fabric computing (Cisco UCS)
Cloud Services (Layanan Awan) = Pengguna dan produk bisnis, layanan dan solusi yang dikirim dan digunakan pada waktu yang real-time melalui jaringan Internet.

Cloud Computing (Komputerisasi Awan) = sesuatu yang muncul setelah pengembangan IT, penyebaran dan model pengiriman, memungkinkan pengiriman produk secara real-time, pelayanan dan solusi-solusi melalui jaringan internet (dengan kata lain memungkinkan Cloud Service).


Untuk beberapa tahun Kedepannya teknologi Cloud Computing (Komputerisasi awan) akan berkembang secara pesat seiring dengan kemajuan teknologi yang didukung oleh perusahaan besar seperti IBM, Google, Microsoft, Yahoo, Amazon, dan lain-lain sehingga proses pengiriman dan penerimaan data menjadi lebih baik sehingga setiap orang dapat menikmati layanan internet dengan Cepat dan Murah.

Referensi  :

Judul
Membuat Sendiri Cloud Computing Server Menggunakan Open Source 
No. ISBN
9792931805
Penulis
-
Penerbit
Andi Publisher
Tanggal terbit
2012-06-00
Jumlah Halaman
23
Berat Buku
-
Jenis Cover
Soft Cover 
Dimensi(L x P)
-
Kategori
Internet 
Berat
17 gram
Text Bahasa
Indonesia
Lokasi Stok
-


Sinopsis Buku:

Cloud computing merupakan sebuah model komputasi / computing, dimana sumber daya seperti processor / computing power, storage, network, dan software menjadi abstrak dan diberikan sebagai layanan di jaringan / internet menggunakan pola akses remote. Buku ini membahas teknik pembuatan dan pengoperasian cloud computing khusus-nya yang dikenal sebagai “infrastructur as a service” (iaas) dimana pelanggan cloud akan memperoleh server sendiri untuk masing-masing pelanggan.

Teknik Cloud Computing jelas akan memberikan solusi pada saat

• Server overload dan kita ingin mengupgrade server dengan cepat.

• Di sebuah laboratorium komputer yang membutuhkan banyak server untuk berexperimen atau mendukung banyak siswa / mahasiswa yang ingin melakukan tugas akhir dengan berbagai topik.

• Di sebuah kantor / organisasi yang masing-masing bagian membutuhkan server sendiri.

• Sebuah sistem yang membutuhkan reliabilitas tinggi dan membutuhkan server redundan seperti Disaster Recovery Server.

• Sebuah sistem yang aman dengan backup periodik. Ini sangat bermanfaat pada sistem-sistem di Internet yang mungkin rusak karena serangan cracker.

Secara teknis sebenarnya yang di didapat oleh pelanggan cloud hanyalah sebuah server virtual pada server-server fisik yang dimiliki penyedia layanan. Setelah Server virtual tersedia di cloud, user akan diberikan kebebasan apakah mau menginstalasi sebagai web server, mail server, DNS server dll. Hal ini sama seperti server biasa pada umumnya. Semoga buku ini dapat memberikan semangat dan inspirasi bagi teman-temen di Indonesia untuk mulai mengoperasikan cloud di institusinya masing-masing

Sumber :
http://en.wikipedia.org/wiki/Cloud_computing
http://www.internetnews.com/software/article.php/3775346
http://www.wikinvest.com/concept/Cloud_Computin
http://www.bukabuku.com/browse/bookdetail/2010000013427/membuat-sendiri-cloud-computing-server-menggunakan-open-source.html
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!